Kesenian Lais Garut
1
komentar
Kesenian Lais diambil dari nama
seseorang yang sangat terampil dalam memanjat pohon kelapa yang bernama
Laisan, yang sehari-hari dipanggil Pak Lais. Lais ini sudah dikenal
sejak zaman Penjajahan Belanda. Tempatnya di Kampung Nangka Pait,
Kecamatan Sukawening. Atraksi yang ditontonkan mula-mula pelais memanjat
bambu lalu pindah ke tambang sambil menari-nari dan berputar di udara
tanpa menggunakan sabuk pengaman.
Kesenian
lais merupakan kesenian tradisional yang memperlihatkan ketangkasan
pemainnya. Kesenian ini mirip akrobat yang ditampilkan dalam acara
sirkus. Orang yang mengaksikan bisa dibuat berdebar-debar karena pemain
lais membuat penonton terpesona. Cara Pak Lais memanjat kelapa sangat
berbeda dengan yang dilakukan kebanyakan orang. la cukup memanjat sekali
saja untuk mengambil kelapa di beberapa pohon.
Caranya,
setelah memanjat clan mengambil kelapa dari satu pohon, ia tidak
langsung turun. Tetapi ia akan mencari pohon terdekat clan menjangkau
pelepahnya untuk kemudian bergelayun pindah ke pohon lain. Demikianlah
seterusnya. la akan berpindah-pindah dari satu pohon kelapa ke pohon
kelapa lainnya dengan cara bergelayun melalui pelepahnya.
Karena
keahliannya itu, la sering dipanggil untuk diminta memetik kelepa oleh
orang-orang sekampung. Caranya yang unik dalam memetik kelapa akhirnya
sering menjadi tontonan masyarakat. Jika ia diminta memetik kelapa,
orang suka berbondong-bondong menontonnya, terutama anak-anak.
Terkadang, orang yang menonton tidak hanyak bersorak sorai, tetapi
membunyikan berbagai tabuhan sambil menari-nari.
Atas
inisiatif beberapa tokoh masyarakat, ketangkasan Pa Lais kemudian
dimodifikasi dalam bentuk lain dan ditampilkan dalam berbagai acara
hiburan. Sebagai pengganti pohon kelapa, dipancangkanlah dua batang
bambu setinggi ± 12 – 13 meter, dengan jarakrenggang sekitar 6 meter.
Pada ujung kedua batang bambu An dipasang tali atau tambang besar untuk
Pak Lais mempertontonkan ketangkasannya. Sementara untuk menyemarakan
acara tersebut, disajikan berbagai tabuhan seperti dogdog, terompet,
kendang, dan kempul. Selain itu, ditampilkan pula seorang pelawak yang
berdialog langsung dengan pemain lais.
Dalam
perkembangannya, kesenian ini ternyata disukai masyarakat. Banyak orang
yang sengaja mengundang grup kesenian lais untuk berbagai acara
hiburan. Bahkan kesenian ini sempat diundang oleh masyarakat di luar
Garut, seperti ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra. Salah satu grup
kesenian lais yang sampai sekarang masih hidup berasal dari Desa
Cisayad, Kecamatan Cibatu, Garut. Dalam mempertunjukkan lais, grup ini
mengiringinya dengan kesenian dogdog atau kendang penca. Mula-mula
ditampilkan reog atau lawakan. Baru kemudian pemain lais naik ke atas
bambu dan melakukan berbagai atraksi di atas tambang bertelungkup,
berputar, tiduran, jungkir balik, berjalan dengan satu tangan, atau
turun dari atas bambu dengan kepala di bawah.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kesenian Lais Garut
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://kampungku-garut.blogspot.com/2013/12/kesenian-lais-garut.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
1 komentar:
Selamat siang.
Bila saya ingin bertanya-tanya lebih dalam mengenai kesenian Lais, bisa menghubungi siapa kah?
Terima kasih.
Posting Komentar