Kesenian Bangklung Garut
1
komentar
Seni Bangklung merupakan perpaduan
antara Seni Terbang dengan Seni Angklung. Dari Seni Terebang diambil kata
" bang" dan dari Seni Angklung diambil kata "klung". Nama
Seni Bangklung ini di cetuskan oleh Bapak R. Rukasa Kartaatmadja, Kasi
Kebudayaan Kabupaten Garut. Para penggarap Seni Terebang dan Seni Angklung juga
masyarakat pendukungnya setuju dan menerima dengan senang hati.
Awal pertumbuhan Seni Bangklung
yaitu di Kampung Babakan Garut Desa Cisero Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut.
Karena mayoritas penduduknya beragama Islam maka tidak akan lepas dari pengaruh
Kebudayaan Islam. Mereka menghibur dirinya dengan melantunkan Shalawat Nabi
dengan di iringi tabuhan Terebang. Bahkan para Pemuka Agama Islam di sana
menggunakan Terebang sebagai media untuk menyebarkan Dakwah Islamnya. Pada saat
itu ada dua rombongan Seni Terebang yaitu : Seni Terebang pimpinan H. Ma'sum
dam Seni Terebang pimpinan Aki Majusik.
Waditra yang di gunakan terdiri dari
·
Terebang ke-I disebut Kempring yang
berfungsi sebagai Pengatur Tempo
·
Terebang ke-II di sebut Tempas dan
fungsinya yaitu sebagai Pengiring Kempring
·
Terebang ke-Ill di sebut Bangsing
yaitu sebagai Kempui (Goong Kecil)
·
Terebang ke-IV di sebut Indung
sebagai Goong
·
Terebang ke-V di sebut Anak
fungsinya yaitu sebagai Juru Lagu (Seperti halnya Kendang pada
perangkat Gamelan lain).
Perkembangan Terebang ini terus di
perbaharui dan di tata rapi sehingga terbentuklah Seni Terebang lain yang di
sebut Nerebang atau Nyalawat yang berasal dari kata Shalawat Ncbi. Lagu-lagu
yang di sajikan kebanyakan berbahasa Arab yang bersumber ari Kitab Barjanjij
yang berisikan Puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Lama kelamaan terjadi perubahan pada
Seni Terebang ini yaitu para penggarapnya menambahkan waditra lain berupa
Angklung yang terdiri dari:
·
Empat buah Angklung Ambruk yang
berfungsi sebagai pengikut Angklung Roel
·
Empat buah Angklung Roel yang
fungsinya sebagai Juru Lagu
·
Satu buah Angklung Engklok
yaitu sebagai pengisi kekosongan tabuhan dari Angklung Ambruk dan
Angkluk Roel
·
Satu buah Tarompet sebagai Melodi
Tokoh Angklung Badud yaitu Aki
Muntasik dan Aki Mausurpi serta tokoh Terebang yaitu H. Ma'sum dan Aki Majusik
berembuk dan akhirnya sepakat bahwa antara Seni Angklung dan Seni Terebang di
satukan dan Akhirnya terbentuklah Seni Bangklung ini.
Selain menyajikan lagu-lagu yang
bernafaskan ke Islaman, Seni Bangklung juga menyajikan lagulagu yang berbahasa
Sunda seperti Soleang,. Anjrag, Buncis dan Tokecang. Dalam pertunjukkannya pun
di sertakan tarian yang mana gerak tariannya sangat sederhana yaitu
menggambarkan perilaku masyarakat tani ketika mengolah sawahnya di pedesaan.
Dari tarian tersebut timbulah bentuk
Seni yang lain yang di sebut Seni Yami Rudat. Selain lagu yang syiar-syiarnya
merupakan Shalawat Nabi ada juga yang berupa sindiran-sindiran tentang situasi
yang terjadi pada saat itu. Hal tersebut merupakan daya tarik bagai para
pendukungnya sehingga Seni Bangklung semakin di gemari oleh para penonton.
Busana yang di pakai oleh para
pemain Bangklung yaitu Penabuh Terebang dan Angklung Badud mengenakan Baju
Kampret, Celana Sontog dan Totopong. Para penari pun btrpakaian sama hanya
berbeda wama, ini di maksudkan untuk membedakan pemberian tugas yang
diperankannya.
Jumlah pemain Bangklung yaitu 20
orang yang terdiri dari:
Ø 5 orang Penabuh Terebang
Ø 7 orang pemain Angklung Badud
Ø 8 orang sebagai Penari Yami Rudat
Dari sekian banyak pemain Bangklung,
satu orang di antara mereka menjadi pimpinan rombongan Bangklung dan biasanya
di pilih yan paling tua di antara mereka.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kesenian Bangklung Garut
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://kampungku-garut.blogspot.com/2013/12/kesenian-bangklung-garut.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
1 komentar:
Hallo , saya muhamad rifki , mahasiswa dari bandung , meminta izin untuk mengcopy tentang kesenian ini , untuk lebih memberi tahu kepada masyarakat luas , mohon untuk diizinkan
Posting Komentar